Mataya Communications | Boutique PR in Jakarta | PR Agency

Ilustrasi campaign PR stunt, yang merupakan campaign yang wajib dikalkulasi

Biar Anti Gagal, Pikirkan 9 Hal Ini Sebelum Memutuskan PR Stunt

Table of Contents

PR stunts, atau media/publicity stunt, adalah taktik marketing kreatif yang tidak konvensional. Eksekusinya yang tidak biasa bertujuan untuk menarik perhatian publik dan menciptakan buzz di sekitar brand atau produk.

Di era digital yang kompetitif ini, PR stunts semakin relevan karena para brand harus berlomba memenangkan perhatian netizen. Banyak brand yang semakin berani mengeksekusi berbagai ide out of the box dan unik demi mendapatkan ledakkan animo dan reaksi yang ‘heboh’.

Objektif utamanya adalah untuk melibatkan audiens dan memancing percakapan terkait sehingga mendongkrak awareness dan visibilitas brand. PR stunts, ketika dikalkulasi secara tepat, memang terbukti sukses dan mampu meningkatkan awareness dan visibilitas brand.

Namun, strategi ini perlu dikelola dengan hati-hati dan secara efektif untuk menghindari risiko yang berdampak pada brand. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan PR stunt, seperti brand identity, memahami audiens, merencanakan tujuan dengan matang, faktor legalitas hingga distribusi media.

1. Sesuaikan Dengan Identitas Brand

Sebelum meluncurkan PR stunt sangat penting untuk memastikan bahwa aksi tersebut benar-benar mencerminkan identitas brand. PR stunt yang berhasil adalah yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga mencerminkan dan memperkuat nilai-nilai yang dianut oleh brand.

Ketika sebuah PR stunt tidak selaras dengan citra brand, hasilnya dapat berlawanan dengan harapan.

Sebagai contoh, jika sebuah brand mewah, Rolex misalnya, mencoba pendekatan slapstick atau humor dangkal sebagai campaign PR stunt mereka, audiens dapat merasa bingung dan melihat aksi tersebut sebagai tindakan yang bertentangan dengan image eksklusivitas dan prestise yang selama ini dibangun.

Hal ini tidak hanya berpotensi merusak reputasi, tetapi juga dapat menciptakan ketidakpercayaan pada Rolex.

Sebaliknya, kampanye “Real Beauty” dari Dove di tahun 2004 adalah contoh dari PR stunt yang selaras dengan identitas brand mereka. Dengan fokus pada inklusivitas dan orisinalitas, kampanye ini tidak hanya berhasil mencerminkan nilai-nilai Dove tetapi juga menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan konsumen.

Dari campaign tersebut, Dove berhasil memiliki pangsa permintaan konsumen sebesar 11.4% di industri kecantikan, jauh di atas rata-rata persentase yaitu 6.7% di industri terkait. Berarti, lebih banyak konsumen yang memilih Dove dibanding kompetitornya. Hal ini menunjukkan adanya loyalitas dan pengakuan brand yang kuat yang berasal dari pesan campaign mereka.

Dengan demikian, memastikan keselarasan antara PR stunt dan identitas brand adalah ‘kuncian’ untuk menciptakan aksi yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memberikan dampak positif jangka panjang bagi reputasi dan hubungan brand dengan konsumennya.

2. Memahami Target Audiens

Memahami target audiens adalah langkah berikutnya dalam merancang campaign PR stunt yang efektif dan berdampak. Identifikasi preferensi, konteks budaya dan harapan audiens sangat penting untuk memastikan bahwa campaign dapat terhubung secara emosional.

Contohnya adalah campaign IKEA The Great Wake Up yang diadakan di Korea Selatan di tahun 2020. Dalam kampanye ini, IKEA mengundang 24 partisipan yang tinggal di kota-kota besar, khususnya mereka yang tinggal sendiri, untuk menginap di toko IKEA.

Selama campaign menginap tersebut, banyak rangkaian acara yang berhubungan dengan budaya modern dan urban living, seperti mendekorasi ruangan seefektif mungkin, workshop perabotan rumah, melakukan yoga, dan lain sebagainya.

Dengan mengundang peserta untuk bermalam di toko IKEA yang didekorasi dengan tema unik, kampanye ini tidak hanya menawarkan pengalaman berbelanja yang berbeda tetapi juga menciptakan suasana komunitas yang hangat.

IKEA memahami pentingnya interaksi sosial dalam budaya Korea dan merancang acara yang memungkinkan peserta berbagi pengalaman sambil belajar tentang produk-produk mereka. 

Dengan melibatkan elemen lokal dan relevan, seperti desain ruang yang fungsional untuk rumah kecil, IKEA Sleepover berhasil menarik perhatian audiens muda yang mencari solusi perabotan yang sesuai dengan gaya hidup mereka. 

Pendekatan ini menunjukkan bagaimana pemahaman mendalam tentang target audiens dapat menghasilkan PR stut yang tidak hanya menarik tetapi juga bermakna bagi konsumen, menciptakan hubungan emosional yang lebih kuat dengan merek.

3. Menetapkan Tujuan Spesifik dalam PR Stunt

Sebelum memulai, pastikan Anda memahami apa tujuan utama dari PR stunt yang direncanakan.

Apakah fokusnya meningkatkan kesadaran merek, mendorong penjualan, atau meningkatkan keterlibatan audiens? Menentukan tujuan ini akan membantu Anda merancang strategi yang lebih tepat dan terarah.

Pastikan tujuan yang Anda tetapkan bersifat:

1. Spesifik: Jelas dan terperinci.
2. Terukur: Memiliki indikator yang dapat diukur.
3. Dapat Dicapai: Realistis dan memungkinkan untuk dicapai.
4. Relevan: Selaras dengan visi dan misi perusahaan.
5. Berbatas Waktu: Memiliki tenggat waktu yang jelas.

Sebagai contoh, jika fokusnya adalah meningkatkan awareness terhadap merek, Anda dapat menetapkan target seperti meningkatkan penyebutan brand di media sosial sebesar 15% dalam satu bulan.

Atau, jika tujuannya adalah penjualan, Anda bisa menargetkan peningkatan penjualan produk sebesar 10% dalam kuartal berikutnya.

Selain itu, untuk membangun keterlibatan audiens yang lebih baik, Anda dapat menetapkan sasaran seperti menambah followers di media sosial hingga 20% dalam tiga bulan.

Dengan menetapkan tujuan seperti ini, Anda tidak hanya memiliki arah yang jelas, tetapi juga indikator konkret untuk mengukur efektivitas kampanye yang dijalankan.

4. Mengelola Risiko dan Kontingensi dalam PR Stunt

Ketika dikalkulasi dengan tepat, PR stunt memang mampu menarik perhatian publik. Namun, Anda juga harus siap menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti reaksi negatif atau kegagalan logistik.

Sebelum meluncurkan PR stunt, lakukan riset mendalam untuk mengidentifikasi potensi risiko. Pertimbangkan kemungkinan perbedaan reaksi yang akan datang dari kelompok audience yang berbeda-beda.

Memahami sentimen publik sangat penting untuk mencegah aksi Anda menjadi bumerang dan merusak reputasi merek.

Contohnya saja, di tahun 2017, Pepsi merilis iklan yang menampilkan Kendall Jenner bergabung dalam sebuah protes dan memberikan sekaleng Pepsi kepada petugas polisi.

Iklan ini segera menuai kritik karena dianggap meremehkan gerakan Black Lives Matter demi keuntungan komersial. Akibatnya, Pepsi menarik iklan tersebut dan meminta maaf secara terbuka kepada publik.

Untuk menghindari situasi serupa, pastikan Anda memiliki rencana kontingensi yang solid. Siapkan tim PR yang siap merespons dengan cepat terhadap reaksi publik yang negatif.

Transparansi dan komunikasi yang efektif dengan audiens dapat membantu memitigasi dampak negatif dan menjaga kepercayaan publik terhadap brand Anda.

5. Kepatuhan Hukum dan Etika dalam PR Stunt

PR stunt harus selalu mengikuti aturan periklanan yang berlaku. Misalnya, di Indonesia, iklan produk tembakau tidak boleh menampilkan adegan merokok atau menyiratkan aktivitas tersebut, dan harus mencantumkan peringatan kesehatan secara jelas.

Produk yang sensitif, seperti alkohol atau tembakau, membutuhkan pendekatan promosi yang lebih hati-hati.

Anda perlu memastikan bahwa pesan yang disampaikan tidak mendorong perilaku yang tidak sehat atau memberikan kesan yang keliru.

Sebagai contoh blunder sensitivitas, kita bisa lihat Burger King yang pernah menghadapi backlash setelah cuitan berisiko mereka “Women belong in the kitchen” pada Hari Perempuan Internasional.

Meskipun maksudnya adalah untuk mendukung lebih banyak perempuan bekerja di industri kuliner, penggunaan kalimat tersebut dianggap seksis dan memicu kemarahan di media sosial.

Kasus ini menunjukkan bahwa meskipun niatnya baik, cara penyampaian yang kurang tepat dapat menyebabkan reaksi negatif yang luas.

Mengikuti panduan seperti Etika Pariwara Indonesia atau standar internasional dapat membantu memastikan bahwa PR stunt Anda tidak hanya kreatif tetapi juga etis.

6. Menyeimbangkan Anggaran dengan Campaign

Hal penting lainnya untuk memastikan PR stunt berjalan mulus adalah menyeimbangkan campaign dengan sumber daya yang tersedia.

Strategi yang terlalu mewah tanpa dukungan anggaran yang memadai bisa berisiko, Padahal, ide kreatif yang disesuaikan dengan kapasitas perusahaan tetap bisa berhasil.

Pertimbangkan biaya produksi, distribusi dan potensi risiko yang mungkin timbul. Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat mencapai dampak maksimal tanpa melebihi batas anggaran.

Sebagai contoh, ada pilihan menggunakan guerrilla marketing sebagai alternatif hemat biaya untuk PR stunt. Strategi ini memanfaatkan kreativitas dan elemen kejutan untuk menarik perhatian publik tanpa memerlukan anggaran besar.

Misalnya, di 2010, Volkswagen meluncurkan kampanye “Fast Lane: Driven by Fun” di Jerman. Mereka mengubah tangga biasa di stasiun kereta bawah tanah menjadi tangga piano yang dapat menghasilkan suara saat diinjak.

Tujuannya adalah mendorong orang untuk memilih tangga daripada eskalator, sambil mempromosikan brand image yang menyenangkan. Hasilnya, 66% lebih banyak orang memilih tangga piano tersebut.

7. Momentum dan Konteks yang Tepat

Sebelum membangun PR stunt, cobalah untuk riset, apakah ada acara besar, tren, atau isu yang dapat dikaitkan dengan brand Anda? Dengan menyesuaikan timing, Anda dapat meningkatkan relevansi dan resonansi pesan Anda di mata publik.

Pemanfaatan momen yang tepat dilakukan dengan baik oleh Rihanna ketika acara Super Bowl 2023. Di tengah ia bernyanyi, Rihanna melakukan touch up make up menggunakan salah satu produk brand make up-nya sendiri, Fenty Beauty.

Meskipun hanya beberapa detik, aksi ini ternyata menyumbang lonjakan pencarian Google untuk Fenty Beauty hingga 883%. Strategi ini menunjukkan bagaimana penempatan produk yang cerdas selama konteks dan momentum yang tepat dapat sangat berdampak pada brand awareness.

8. Riset dan Memanfaatkan Media Distribusi yang Tepat

Sebagus apapun konsep dan ide PR stunt, dampaknya akan jauh lebih besar jika didistribusikan melalui platform yang tepat.

Pilih saluran yang sesuai dengan target audiens. MIsal, Instagram dan TikTok lebih cocok untuk konten visual dan video pendek, atau LinkedIn untuk kampanye profesional, atau mungkin X untuk format konten thread yang lebih naratif dan diselingi video pendek.

Hashtag juga penting.Gunakan hashtag yang relevan untuk memperluas jangkauan tanpa terlihat dipaksakan. Sebagai tambahan, Influencer bisa menjadi aset besar untuk meningkatkan kredibilitas dan jangkauan.

Pilih mereka yang punya audiens sesuai dengan target Anda, sehingga pesan yang disampaikan terasa lebih autentik.

9. Konten Follow Up Setelah PR Stunt

Jangan biarkan buzz yang telah dibangun hilang begitu saja. Dengan strategi tindak lanjut yang tepat, Anda dapat memperkuat hubungan dengan audiens dan meningkatkan loyalitas terhadap brand Anda.

Setelah PR stunt berakhir, siapkan konten tambahan yang relevan untuk menjaga minat audiens. Ini bisa berupa artikel blog, video di balik layar atau diskusi interaktif di media sosial.

Tujuannya adalah untuk memperdalam pesan yang telah disampaikan dan mendorong audiens untuk terus berinteraksi dengan brand Anda.

Contoh nyatanya adalah brand skincare The Ordinary. Di tahun 2024 lalu, The Ordinary meluncurkan campaign PR unik dengan mengapungkan replika raksasa produk Hyaluronic Acid 2% + B5 mereka di Sungai Thames, London.

Untuk memaksimalkan dampak, mereka mendorong interaksi di media sosial dengan menawarkan giveaway, atau produk gratis, untuk siapa saja yang memposting foto dengan hashtag #TheOrdinary.

Strategi ini tidak hanya memperluas jangkauan kampanye tetapi juga mendorong pelanggan untuk mengunjungi toko fisik guna menukarkan hadiah mereka, menciptakan keterlibatan yang berkelanjutan dan memperkuat komunitas brand.

Simpulan

PR stunt adalah strategi kreatif untuk menarik perhatian publik dan menciptakan buzz untuk brand atau produk. Keberhasilannya bergantung pada beberapa hal agar praktiknya tidak hanya menarik, tapi juga berdampak positif. 

Sebelum menjalankan PR stunt, pastikan aksi tersebut selaras dengan identitas brand, memahami audiens target, dan memiliki tujuan spesifik yang terukur. 

Kelola risiko dengan riset mendalam dan rencana kontingensi, sambil memastikan kepatuhan hukum dan etika. Sesuaikan anggaran dengan kapasitas perusahaan, manfaatkan momentum yang relevan, serta pilih platform distribusi sesuai preferensi audiens. 

Terakhir, rencanakan konten follow-up untuk menjaga keterlibatan pasca-kampanye. Dengan memadukan kreativitas dan perencanaan matang, PR stunt bisa meningkatkan visibilitas brand sekaligus memperkuat hubungan dengan konsumen.

Know someone who'd love this? Share away!

Business thrives on strategy, until uncertainty hits.
At Mataya, we craft flexible PR strategies that navigate uncertainty and turn it into lasting impact. Need to refine your PR approach? We cut through the noise and build campaigns that elevate brands. Let’s turn challenges into your next breakthrough. Reach out, we’re here to help.