Mataya Communications | Boutique PR in Jakarta | PR Agency

Storytelling & KOL Marketing- Duet Maut yang Memperkuat Brand

Storytelling & KOL Marketing: Duet Maut yang Memperkuat Brand

Table of Contents

Dengan market yang kian kompetitif dan membanjiri konsumen setiap hari, proses memperkuat posisi brand menjadi rintangan besar. Seringkali, brand kesulitan membedakan diri mereka.

Kejenuhan pasar ini memicu skeptisisme dan jarak emosional. Sehingga, mendekatkan jarak dengan konsumen melalui kepercayaan dan loyalitas semakin sulit dibangun.

Lalu, apa yang bisa menjadi pembeda antara satu dengan lainnya kalau tidak dengan karakter? Itulah peran storytelling. Storytelling menciptakan narasi yang relatable dan membentuk karakter brand selama pesan intinya selalu konsisten.

Storytelling yang kuat akan lebih berdampak lagi jika disampaikan oleh figur dengan platform audiens yang spesifik. Sehingga, KOL marketing menjadi ‘jalan ninja’ untuk menyebarluaskan campaign brand.

Kombinasi storytelling dan KOL marketing menciptakan koneksi autentik yang memperkuat citra dan reputasi brand, mengubah tantangan menjadi peluang engagement jangka panjang.

Storytelling dalam Marketing

Storytelling adalah strategi marketing yang membungkus pesan dalam rangkaian narasi yang mengalir, bermakna dan mampu menciptakan koneksi emosional dengan audiens.

Melalui storytelling, brand membawa konsumen masuk ke dalam cerita dan membuat mereka merasa terlibat secara personal.

Melalui pendekatan ini, brand tidak hanya berbicara kepada audiens, tetapi juga berkomunikasi dengan mereka, menjadikan pesan lebih berkesan dan mudah diingat.

Unsur Penting dalam Storytelling

1. Karakter: Setiap cerita butuh tokoh. Karakter ini adalah jembatan antara cerita dan audiens. Bisa jadi seorang pengguna, pelanggan, atau bahkan KOL yang membagikan pengalaman mereka.

2. Konflik: Tanpa konflik, cerita kehilangan daya tarik. Konflik inilah yang membuat audiens ingin tahu lebih. Misalnya, tantangan yang dihadapi sebelum menemukan solusi dari produk atau layanan brand.

3. Solusi: Di sinilah brand menjadi pahlawan. Solusi yang ditawarkan menunjukkan bahwa brand tidak hanya menjual, tetapi juga benar-benar memahami kebutuhan dan masalah konsumen.

KOL Marketing: Pendorong Narasi yang Autentik

KOL (Key Opinion Leader) adalah orang atau figur yang memiliki pengaruh (influence) besar dalam industri tertentu dan dapat mempengaruhi audiens untuk membeli atau menggunakan produk dan layanan. Biasanya, KOL juga memiliki kredensial untuk memperkuat expertise dan pengaruh mereka.

Misalnya, KOL seorang dokter gizi yang sering berbagi tentang topik dan produk kesehatan memiliki kredibilitas yang lebih kuat dibandingkan influencer umum yang mempromosikan produk serupa.

Peran KOL dalam marketing adalah membangun kepercayaan pada brand melalui narasi yang berbobot, bukan sekadar endorsement biasa.

Manfaat KOL Marketing

  • Narasi yang Kredibel. KOL mampu menyampaikan pesan brand melalui cerita yang alami karena mereka ahli di bidangnya. Ketika seorang chef profesional berbicara tentang peralatan dapur tertentu, audiens cenderung mempercayai rekomendasinya karena mereka tahu chef tersebut benar-benar memahami kualitas dan kegunaan produk.
  • Meningkatkan Kepercayaan Konsumen. KOL adalah figur yang dipercaya oleh audiens mereka. Kepercayaan ini tercipta karena hubungan yang terbangun secara konsisten melalui konten yang relatable dan berbobot. Ketika KOL merekomendasikan brand atau menceritakan pengalaman pribadi yang positif, konsumen lebih terbuka untuk mempercayai dan mencoba produk tersebut.
  • Targeted Marketing. KOL memiliki kemampuan untuk menjangkau segmen audiens tertentu yang spesifik. Misalnya, seorang personal trainer sebagai KOL niche well-being dapat menarik perhatian audiens yang peduli pada kesehatan dan kebugaran. Dengan cara ini, brand dapat menyampaikan pesan mereka kepada kelompok yang benar-benar tepat dan meningkatkan efektivitas campaign.
  • Social Proof dari KOL Sebagai Pengguna Langsung. Menyampaikan fitur dan keunggulan produk sampai manfaat sudah umum dilakukan dan disampaikan melalui konten, iklan atau platform brand itu sendiri. Namun ketika nilai-nilai tersebut disampaikan oleh pengguna langsung, apalagi oleh KOL, akan jauh lebih efektif. Hal ini menciptakan social proof yang menjadi hook untuk para audiens.

Jenis-Jenis KOL yang Cocok untuk Storytelling

1. Lifestyle KOLs
Lifestyle KOL mencakup topik seperti fashion, travel, food dan wellness. Mereka sering berbagi pengalaman gaya hidup pribadi mereka dengan audiens.

Dengan kemampuan storytelling, mereka mampu menyusun narasi yang menginspirasi. Misalnya, seorang travel KOL menceritakan pengalaman unik saat traveling, dengan produk atau layanan brand yang secara alami menjadi bagian dari cerita tersebut.

2. Thought Leaders
Thought leaders adalah figur yang tidak hanya memiliki keahlian di bidang tertentu tetapi juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemikiran dan tren dalam industri tersebut.

Mereka membawa ide-ide baru, wawasan strategis dan pandangan yang dapat membentuk arah masa depan industri. Mereka juga berfokus pada pengembangan konsep dan gagasan yang lebih luas serta menciptakan diskusi di tingkat yang lebih tinggi.

3. Subject Matter Experts (SMEs)
SME adalah figur yang memiliki pengetahuan mendalam dan keahlian khusus dalam bidang tertentu. Mereka diakui karena keterampilan teknis, pengalaman dan pendidikan yang telah mereka peroleh selama bertahun-tahun.

SME biasanya fokus pada solusi praktis untuk masalah spesifik dan sering bertindak sebagai sumber daya untuk organisasi dalam menyelesaikan tantangan teknis atau operasional

4. Celebrities dan Influencers
Influencer dan selebriti memiliki banyak pengikut di media sosial dan fokus pada pembuatan konten yang menarik dan menghibur untuk terhubung dengan audiens mereka.

Namun biasanya, mereka mungkin tidak memilki keahlian khusus dalam bidang tertentu. Namun memang, platform audiens mereka seringkali sangat besar dengan keahlian mengemas konten secara menarik.

5. Nano-KOLs
Nano-KOL memiliki jumlah pengikut yang jauh lebih kecil, biasanya di bawah 10.000, tetapi dengan tingkat keterlibatan yang sangat tinggi. 

Nano KOL seringkali adalah mereka yang memang baru memulai keberadaan mereka secara digital, atau industri mereka yang sangat spesifik sehingga pengikutnya adalah orang-orang yang memang menyukai industri tersebut. Hubungan yang lebih intim dengan audiens mereka memungkinkan storytelling yang terasa lebih personal dan autentik.

Bagaimana Sinergi Storytelling dan KOL Marketing Dapat Memperkuat Brand?

1. Storytelling unik dengan KOL yang bukan ahlinya
Umumnya, brand memilih KOL berdasarkan kecocokan KOL dengan industri dan niche produk atau jasa brand tersebut. Tapi, mengambil langkah yang sebaliknya ternyata juga bisa berdampak positif. 

Alih-alih memilih keahlian dan niche yang sama, beberapa brand ada yang lebih mengutamakan karakter dan personality KOL untuk lebih terhubung dengan produk mereka. 

Strategi KOL marketing seperti ini mampu menciptakan storytelling dengan point of view (POV) yang berbeda dan tidak biasa, menciptakan kesan brand yang inklusif dan menjangkau siapa saja.

2. Otentisitas dalam Kolaborasi
Menyampaikan pesan secara kaku akan terkesan dipaksakan atau “gimmicky” dan terlihat tidak natural. Salah satu kunci keberhasilan storytelling ada pada cerita yang terlihat dan terdengar alami, termasuk ketika KOL menyelaraskan nilai dan visi brand. 

Caranya adalah bisa dengan melibatkan KOL pada proses kreatif penyusunan campaign. Sehingga, storytelling akan menyuguhkan campaign yang lebih otentik dan orisinil, sekaligus membuat image brand yang merangkul kreativitas.

3. Hubungan Jangka Panjang
Sebuah campaign dengan storytelling yang berkualitas dari segala sisi, baik itu alur, kualitas visual bahkan hingga talent, akan meninggalkan impresi yang powerful dan diingat lebih lama oleh banyak orang. 

Ketika suatu brand melakukannya secara konsisten, campaign mereka justru akan ditunggu-tunggu. Ada beberapa brand yang dikenal dengan storytelling dan KOL marketing sebagai DNA campaign mereka, seperti BCA, Gojek, Marjan hingga Nike. 

Brand-brand ini pun adalah contoh bagaimana campaign mereka dapat terhubung dengan audiens luas untuk waktu yang lama.

Contoh Nyata Sinergi Storytelling dan KOL Marketing

1. Campaign Olay: “Pursuit of Fearless”
Olay sukses memadukan storytelling dan KOL marketing melalui campaign “Pursuit of Fearless” yang berfokus pada pesan pemberdayaan.

Dalam campaign ini, Olay menggandeng sejumlah KOL untuk menyampaikan cerita yang menggugah tentang keberanian perempuan menghadapi tantangan hidup.

Salah satu elemen utamanya adalah online talk show yang berhasil menarik lebih dari 7 juta penonton secara live.
Dengan format ini, Olay berhasil membangun koneksi emosional yang kuat dengan audiens wanita di Tiongkok.

Melalui isu-isu sosial yang sedang ‘hangat’, seperti kesetaraan gender dan keberanian untuk melampaui batasan, Olay memperkuat image mereka sebagai brand yang peduli dan mendukung pemberdayaan perempuan.

Campaign ini juga mendapat perhatian besar di media sosial, menciptakan percakapan yang melibatkan jutaan pengguna dan memperluas dampak narasi mereka.

2. Campaign BMW: “e-ideal Vibe”
BMW menunjukkan bagaimana storytelling dan KOL marketing dapat digunakan untuk menceritakan inovasi dan keberlanjutan dengan cara yang kreatif.

Di Korea Selatan, BMW berkolaborasi dengan Henry, idol K-pop yang memiliki basis penggemar muda yang besar. Dalam campaign “e-ideal Vibe”, Henry membuat remix lagu menggunakan suara dari BMW eDrive, teknologi plug-in hybrid BMW.

Campaign ini tidak hanya menonjolkan aspek inovatif dari produk BMW, tetapi juga menceritakan pentingnya keberlanjutan melalui cara yang menarik dan relevan bagi audiens muda.

Media sosial menjadi platform utama dalam campaign ini, memungkinkan konten untuk menyebar luas dan melibatkan generasi muda yang lebih peduli pada isu lingkungan. 

Melalui pendekatan kreatif ini, BMW berhasil menggabungkan cerita tentang teknologi masa depan dengan pengaruh Henry untuk menciptakan keterlibatan yang tinggi.

3. Campaign BCA: “Tiba-tiba Ramadhan”
Tahun 2023, Bank BCA sukses menarik perhatian melalui campaign Ramadhan mereka memparodikan serial zombie yang happening pada saat itu, “The Last of Us”. Campaign juga dieksekusi dengan figur publik sekaligus pemainnya langsung, Christine Hakim.

Christine Hakim mengubah dialog dari “tidak ada obat, tidak ada vaksin”, menjadi “tidak ada cash, tidak ada kartu”, serta dari “bom kota ini” menjadi “bon, kasbon”.

Parodi ini berhasil jadi perbincangan ramai di banyak platform, terutama media sosial. Dampaknya terhadap brand BCA juga signifikan. Kolaborasi dengan figur publik seperti Christine Hakim dengan pendekatan storytelling dan momentum yang pas memperkuat citra positif BCA sebagai brand yang inovatif, up to date, menjangkau generasi muda dan terpercaya.

General Outlook

Ke depannya, brand perlu tetap fleksibel dalam pendekatan mereka terhadap storytelling dan KOL marketing. Menjaga brand agar tetap otentik, up to date dan dapat dipercaya merupakan kunci, mengingat konsumen semakin kritis terhadap pesan yang mereka terima.

Selain itu, selalu manfaatkan analisis data yang akan membantu brand menyempurnakan strategi mereka berdasarkan feedback audiens dan metrik yang relevan. Dengan begitu, brand dapat memperkuat dirinya di tengah dinamika pasar yang selalu berubah dan kompetitif.

Know someone who'd love this? Share away!

Business thrives on strategy, until uncertainty hits.
At Mataya, we craft flexible PR strategies that navigate uncertainty and turn it into lasting impact. Need to refine your PR approach? We cut through the noise and build campaigns that elevate brands. Let’s turn challenges into your next breakthrough. Reach out, we’re here to help.